2 bulan ini selama saya menjadi seorang mahasiswa fakultas psikologi, banyak sekali pelajaran yang saya ambil dari itu semua. Banyak sekali pelajaran-pelajaran baru yang sanagt menarik minat saya, itulah yang membuat saya semakin yakin untuk meneruskan perjalanan saya ini. walau sebenarnya jujur saya pertama kali saya menginjakkan kaki dikelas psikologi saya merasa belum siap menjalani itu semua. Tapi setelah saya rasakan, mamang ini lah jalan yang akan membuat saya menjadi seoarang yang sukses kelak….amin. mata kuliah yang sanagt menarik semakin memacu saya untuk dapat menguasai ilmu itu semua, filsafat dan psikologi umum adalah mata kuliah yang sangat menarik buat saya karena ini adalah pertama kalinya saya mempelajari ilmu itu. Mata kuliah yang lain juga sanagt menarik tapi memang kebanyakan sudah pernah saya pelajari waktu duduk dibangku sekolah dulu, sedangkan filsafat dan psikologi umum kan benar-benar baru buat saya jadi membuat saya lebih bersemangat lagi. Karena saya suka mempelajari hal-hal yang baru, yang menurut saya itu sangat menarik.
Pertemuan pertama pelajaran filsafat, dosen pengajar membuat anak-anak termasuk saya kaget, bayangkan saja pertama masuk langsung dikasih soal hehehe dosen yang begitu serius menurut saya. pertemuan pertama dan selanjutnya lancer-lancar saja, tanpa ada kuis tapi kita diberi tugas untuk membuat paper tentang filosof-filosof ternama. Tidak ada masalah sich untuk tugas karena menurut saya tugasnya sangat simple tidak merepotkan anak-anak dan tidak membuat anak-anak bingung, tapi ya mungkin karena anak-anak sendiri yang membuat bingung hehehe wajar saja karena dosennya menurut anak-anak kurang asyik hehehe. Tapi kalau buat saya sich tidak ada masalah karena kalau kita tidak menyukai dosen yang bersangkutan nantinya kita akan sangat sulit untuk menerima ilmu dari dosen yang bersanguktan tersebut, kalau segesti kita sudah jelek pasti nantinya hasil yang kita dapat pasti juga tidak memuaskan, itu menurut saya hehehe
Filsafat mengajarkan kita berfikir, karena dalam filsafat yang digunakan adalah rasio. Jadi siapapun yang mempunyai rasio bisa berfilsafat, itu sich yang dikatakan oleh dosen filsafat hehehe. Filsafat telah banyak mengajarkan saya untuk dapat berfikir kritis dan menggunakan logika berfikir dalam setiap menghadapi masalah walau semua itu sangat sulit. Tapi selama kita mau belajar kita pasti bisa memahami itu semua, karena setiap manusia menginginkan yang terbaik untuk dirinya.
Terus mata kulliah psikologi umum, mata kuliah yang begitu membuat saya semangat untuk terus mengikutinya. Pelajaran yang menarik ditambah dengan dosen yang menurut saya sangat professional membuat setiap kali ada mata kuliah itu kelas menjadi sangat nyaman. Karena anak-anak sangat menikmati pelajaran yang diberikan sang dosen, kelas yang sangat berisik ketika mata kuliah lain menjadi tenang ketika dosen psikologi umum mulai mengajar. Metode pengajarannya sangat bagus membuat semua mahasiswa menjadi semangat untuk belajar. Tugas yang diberikan pun bukan sekedar tugas yang biasa, jadi semua mahasiswa dituntut untuk berusaha memahami tugas yang mereka kerjakan. Emang sich awalnya anak-anak masih cuek tapi lama kelamaan anak-anak makin terpancing untuk dapat memahami mata kuliah itu. Setiap dosen memberikan tugas dan ketika waktu pembahasan tugas-tugas itu, tiap mahasiswa ditanyai satu persatu dan mempertanggung jawabkan tugas mereka masing-masing. Tetap yang dibahas adalah masalah teori, karena psikologi umum 1 hanya sebagai pengenalan kepada mahasiswa sebelum mereka benar-benar belajar psikologi yang sebenarnya di semester selanjutnya. Jadi selama ini kita hanya akan membahas tentang teori-teori dan tentunya dengan menghafal tentang pengemuka teori-teori psikologi tersebut.
Selama 2 bulan ini benar-benar perjalanan yang sangat menyenangkan untuk saya, saya telah belajar banyak dari pelajaran ini semua. Semoga ini akan menjadi awal yang baik untuk perjalan saya selanjutnya, dan saya dapat mencapai cita-cita yang benar-benar saya impikan. Amin………
Sabtu, 13 November 2010
Kamis, 11 November 2010
Awal Perjalanan Panjangku
Saya ingat ketika 2 bulan yang lalu saya mulai memasuki dunia perkuliahan, yang sebelumnya sangat asing untuk saya. Rasa optimis membuat saya yakin dapat melewati masa-masa ini. walau saya pendatang disini, karena saya adalah lulusan dari salah satu SMA di sidoarjo saya yakin dapat beradaptasi dengan baik walau tentunya akan sangat sulit. Hari pertama perjalanan saya dimulai, saya masih ingat ketika itu saya berangkat dari rumah jam 05.30 padahla perkuliahan baru dimulai jam 07.30. bukannya sok disiplin tapi mau gimana lagi karena jarak rumah dan kampus saya lumayan jauh. Kalau tidak macet biasanya normal ditempuh 1 jam, tapi tau sendiri kota Jakarta tiap pagi jalanan pasti dipenuhi kendaraan, entah itu roda 2 atau roda 4. Maka untuk mensiasati itu semua saya berangkat lebih awal dari rumah. Sesampainya dikampus semua masih terlihat sepi hanya satpam dan beberapa tukang bersih yang saya lihat, mahasiswanya pun bisa dihitung dengan jari, karena memang jam baru menunjukkan pukul 06.30. saya berjalan mengelilingi kampus bermaksud untuk sedikit menghafal denah-denah kampus agar nantinya saya tidak salah kelas ketika perkuliahan dimulai. Jam telah menunjukkan pukul 07.00 saya cepat-cepat naik keatas untuk mencari kelas, karena hari itu kelas saya berada ditingkat paling atas. Perkuliahan dimulai, saatnya berkenalan denagn teman-teman yang lain agar saya dapat cepat beradaptasi dengan keadaan ini. walau sebenarnya saya adalah tipe cowok pemalu hehehe tapi saya berusaha tetap berkenalan dengan yang lainnya. Hari pertama begitu menyenangkan saya sudah lumayan akrab dengan teman yang duduk disebelah saya khususnya para cowok, karena jujur saya tidak bisa berkenalan dengan cewek karena rasa malu dalam diri saya hehehe, saya hanya sekedar tahu nama-nama mereka dam mencoba menginagt wajah-wajah mereka. Dan ada 1 cewek yang membuat saya penasaran hehehe sepertinya sich cinta pandangan pertama hehehe.
Hari pertama kuliah telah usai, saya dengan cepat menuju parkiran ketika saya mau mengeluarkan motor saya, tiba-tiba ada teman saya menyuruh membantu cewek disebelahnya untuk mengeluarkan motornya. Saya terkejut, ternyata cewek itu adalah cewek yang membuat saya penasaran ketika dikelas tadi hehehe. G nyangka bisa kebetulan gitu ya hehehe. Setelah itu baru saya mangambil motor saya lalu bergegas pulang. Sampainya dirumah punggung saya terasa sakit, mungkin karena terlalu lama menyetir motor , lalu saya beristiraht sebentar untuk merelekskan badan saya. Hari pertama yang begitu menyenangkan, sangat berbeda dengan lingkungan ketika saya SMA dulu. Teman yang sangat beragam, karena banyak yang berasal dari luar Jakarta, dari riau, Bangka, Sulawesi, padang dan banyak lagi membuat saya semakin nyaman berada ditengah-tengah mereka. Inilah awal perjalanan saya untuk mencapai cita-cita saya.
Seminggu telah berlalu, perkuliahan belum dimulai, karena seminggu ini hanya sekedar perkenalan. Baru diminggu ke-2 mulailah masuk pembelajaran. Seperti biasa awal-awal pembelajaran masih santai, bahan-bahan kuliah yang diajarkan pun belum begitu berat. Dari semua sks yang diberikan hanya 1 mata kuliah yang membuat saya ketakutan yaitu bahasa inggris hehehe wajar saja karena dari dulu saya belum juga bisa. Saya sudah sering privat sana sini tapi tetap saja tidak maksimal, sampai bukunya lecek pun saya tak kunjung bisa hehehe aneh ya. Tapi untuk mata kuliah yang lain insyaallah bisa saya maksimalkan. 2 minggu telah berlalu, tugas mulai berdatangan hahaha waktunya untuk begadang tiap harinya, saya punya prinsip tidak akan pernah menunda pekerjaan karena itu akan membuat kita menjadi malas dan nantinya kerjaan itu tidak akan pernah terselesaikan.
Perjalanan saya semakin menyenangkan, saya sudah mulai akrab dengan semua teman dikelas. Rasa malu itu sedikit-sedikit telah hilang. Akhirnya banyak juga yang cerita-cerita tentang asmara hahaha maklum anak muda zaman sekarang sepertinya tidak bisa lepas dari yang namanya asmara. Mulai menargetkan siapa yang akan digebet(maksudnya dijadikan pacar) nantinya hehehe. Mendengar cerita anak-anak membuat saya tertawa sendiri, padahal sebenarnya saya juga sedang penasaran dengan salah satu cewek yang saya ceritakan diatas tadi hehehe. Lucu juga ya kalau banyak pasangan dikelas, cowoknya 13 sedangkan ceweknya 39 hahaha perbandingan yang begitu signifikan ya, jadi buat para cewek segeralah mencari pasangan dikelas biar tidak kehabisan hehehe atau 1 cowok 3 cewek jadi pas kan hehehe. Pemikiran yang aneh… brgitu menyenagkan, semua terasa seperti keluarga buat saya.
Waktu terus belalu tidak terasa telah memasuki bulan ke-2, mulailah konflik-konflik berdatangkan menerpa keluarga kelas saya. Kehangatan seperti dulu kini telah manjadi sebuah api yang sangat sulit dipadamkan, permasalahan terus menggoyahkan kelurga besar saya. saya hanya berharap semua ini cepat berlalu tanpa ada konflik yang terus berlanjut, karena jujur saya ingin keluarga saya tetap utuh seperti dulu ketika belum ada permusuhan atau permasalahan yang mengusik kekerabatan kami semua. Senang, sedih dapat kami lalui bersama, kita semua bergenggam erat dengat satu tujuan yang sama yaitu dapat menyelesaikan kuliah ini dengan hasil yang memuaskan, jadi marilah satukan tangan dan hati kita untuk suatu pencapaian yang maksimal yaitu menggapai cita dan harapan kita semua. Semoga kita selalu diberikan yang terbaik untuk perjalanan kita semua……
Salam hangat untuk teman-temanku keluarga besarku…….
Hari pertama kuliah telah usai, saya dengan cepat menuju parkiran ketika saya mau mengeluarkan motor saya, tiba-tiba ada teman saya menyuruh membantu cewek disebelahnya untuk mengeluarkan motornya. Saya terkejut, ternyata cewek itu adalah cewek yang membuat saya penasaran ketika dikelas tadi hehehe. G nyangka bisa kebetulan gitu ya hehehe. Setelah itu baru saya mangambil motor saya lalu bergegas pulang. Sampainya dirumah punggung saya terasa sakit, mungkin karena terlalu lama menyetir motor , lalu saya beristiraht sebentar untuk merelekskan badan saya. Hari pertama yang begitu menyenangkan, sangat berbeda dengan lingkungan ketika saya SMA dulu. Teman yang sangat beragam, karena banyak yang berasal dari luar Jakarta, dari riau, Bangka, Sulawesi, padang dan banyak lagi membuat saya semakin nyaman berada ditengah-tengah mereka. Inilah awal perjalanan saya untuk mencapai cita-cita saya.
Seminggu telah berlalu, perkuliahan belum dimulai, karena seminggu ini hanya sekedar perkenalan. Baru diminggu ke-2 mulailah masuk pembelajaran. Seperti biasa awal-awal pembelajaran masih santai, bahan-bahan kuliah yang diajarkan pun belum begitu berat. Dari semua sks yang diberikan hanya 1 mata kuliah yang membuat saya ketakutan yaitu bahasa inggris hehehe wajar saja karena dari dulu saya belum juga bisa. Saya sudah sering privat sana sini tapi tetap saja tidak maksimal, sampai bukunya lecek pun saya tak kunjung bisa hehehe aneh ya. Tapi untuk mata kuliah yang lain insyaallah bisa saya maksimalkan. 2 minggu telah berlalu, tugas mulai berdatangan hahaha waktunya untuk begadang tiap harinya, saya punya prinsip tidak akan pernah menunda pekerjaan karena itu akan membuat kita menjadi malas dan nantinya kerjaan itu tidak akan pernah terselesaikan.
Perjalanan saya semakin menyenangkan, saya sudah mulai akrab dengan semua teman dikelas. Rasa malu itu sedikit-sedikit telah hilang. Akhirnya banyak juga yang cerita-cerita tentang asmara hahaha maklum anak muda zaman sekarang sepertinya tidak bisa lepas dari yang namanya asmara. Mulai menargetkan siapa yang akan digebet(maksudnya dijadikan pacar) nantinya hehehe. Mendengar cerita anak-anak membuat saya tertawa sendiri, padahal sebenarnya saya juga sedang penasaran dengan salah satu cewek yang saya ceritakan diatas tadi hehehe. Lucu juga ya kalau banyak pasangan dikelas, cowoknya 13 sedangkan ceweknya 39 hahaha perbandingan yang begitu signifikan ya, jadi buat para cewek segeralah mencari pasangan dikelas biar tidak kehabisan hehehe atau 1 cowok 3 cewek jadi pas kan hehehe. Pemikiran yang aneh… brgitu menyenagkan, semua terasa seperti keluarga buat saya.
Waktu terus belalu tidak terasa telah memasuki bulan ke-2, mulailah konflik-konflik berdatangkan menerpa keluarga kelas saya. Kehangatan seperti dulu kini telah manjadi sebuah api yang sangat sulit dipadamkan, permasalahan terus menggoyahkan kelurga besar saya. saya hanya berharap semua ini cepat berlalu tanpa ada konflik yang terus berlanjut, karena jujur saya ingin keluarga saya tetap utuh seperti dulu ketika belum ada permusuhan atau permasalahan yang mengusik kekerabatan kami semua. Senang, sedih dapat kami lalui bersama, kita semua bergenggam erat dengat satu tujuan yang sama yaitu dapat menyelesaikan kuliah ini dengan hasil yang memuaskan, jadi marilah satukan tangan dan hati kita untuk suatu pencapaian yang maksimal yaitu menggapai cita dan harapan kita semua. Semoga kita selalu diberikan yang terbaik untuk perjalanan kita semua……
Salam hangat untuk teman-temanku keluarga besarku…….
Selasa, 09 November 2010
Di balik Keluarga yang Bahagia
Dahulu disebuah desa kecil di daerah surabaya jawa timur tinggal sebuah keluarga kecil yang bahagia. Wito dan wati adalah sosok suami istri yang hidupnya begitu bahagia. Mereka saling mengasihi dan saling melengkapi. Sepasang suami istri yang dikarunia satu anak lelaki yang begitu lucu yang bernama endy. Ia masih berumur 4 tahun ketika itu. Mereka hidup begitu bahagia terlihat disosok wajah mereka yang setiap hari tersenyum. Tak pernah terpancar sedikitpun rasa sedih di wajah mereka. Sampai ketika nenek dari endy yaitu orang tua dari wito datang untuk berkunjung. Mereka telihat sedang bermusyawarah masalah yang sangat serius. Lamanya mereka berbincang-bincang tiba-tiba nenek endy keluar dengan membawa endy dan terlihat nenek itu juga membawa sebuah tas kecil yang berisi pakaian dari endy terlihat dari tas tersebut yang belum tertutup rapat. Nenek dan endy telah jauh meninggalkan rumah dari orang tua endy, tiba-tiba wati keluar rumah dengan keadaan menanggis. Wajahnya terlihat begitu pucat dan seketika ia terjatuh dan tak sadarkan diri. Wito cepat-cepat membawa istrinya menuju kamar dan segera meminta pertolongan tetangga mereka. Setelah wati tersadar tiba-tiba ia menanggis dan memanggil nama endy, sepertinya ia telah kehilangan sebuah sosok yang paling ia sayangi. Kesedihan yang dirasakan wati ternyata karena kepergian anaknya endy yang kini telah berpindah asuhan di mertuanya. Nenek endy membawa endy untuk disekolahkan karena menurut dia endy tidak akan bisa bahagia apabila tinggal bersama orang tuanya, karena keadaan orang tuanya yang miskin.
Selang beberapa minggu kemudian setelah kepergian endy wati dan wito memutuskan untuk mencari rezeki di Jakarta, karena menurut mereka disanalah mereka bisa merubah nasib mereka. Untuk membuktikan juga kepada nenek endy bahwa mereka bisa hidup tanpa bantuan dari dia, karena selama ini nenek endy lah yang membantu mereka untuk dapat terus bertahan hidup untuk dapat makan dan minum sehari-hari juga untuk kelahiran endy 4 tahun yang lalu. Sesampainya dijakarta wito menghubungi salah satu temannya yang bernama tono yang tinggal didaerah Jakarta selatan tepatnya dimampang. Beruntunglah mereka tono mempunyai teman yang menyewakan sebuah kost-kostan, bergegaslah wito dan wati menuju kostan yang ditunjukkan oleh tono. sesampainya dikostan mulailah kehidupan baru mereka.
Seminggu telah mereka lewati, wito akhirnya mendapatkan pekerjaan disalah satu bengkel yang berada lumayan dekat dari kostan yang mereka tinggal. Sadar dengan penghasilan suaminya yang tidak begitu banyak, wati memutuskan untuk mencari pekerjaan juga dan akhirnya dia bekerja sebagai buruh disebuah pabrik pakaian. Setelah beberapa bulan wati mencoba untuk menghubungi mertuanya dengan tujuan dapat mengetahui keadaan endy, tapi sia-sia setiap kali ia telephone mertuanya langsung mematikan telephone darinya. Dia benar-benar kehilangan kontak dengan anaknya. Dia tidak tahu apa endy baik-baik, apa endy sehat apa endy bahagia????atau malah sebaliknya endy disana menderita??dia benar-benar tidak tahu, rasa khawatir yang begitu besar membuat dia tidak konsen dalam menjalani aktifitasnya.
1 tahun telah berjalan, kehidupan wati dan wito telah membaik. wito dipindah tugaskan kedaerah tangerang, yang jaraknya lumayan jauh dari tempat tinggal mereka. Wito terpaksa tinggal ditempat kerjanya dan hanya pulang 1 kali dalam seminggu. Wati ketika itu telah hamil 7 bulan, ia akhirnya cuti dari pekerjaannya tetapi karena ia adalah orang yang pekerja keras ia tidak mau hanya tidur dikamar menunggu suaminya pulang. Ia memutuskan untuk berjualan pakaian secara kredit. penghasilannya lumayan buat tambahan bulanan karena sekarang penghasilan suaminya agak menurun setelah bekerja ditangerang. Entah karena factor apa, suaminya ditempatkan ditempat kerja yang lebih baik tetapi penghasilan semakin menurun??pertanyaan yang sangat mengaggu fikiran wati. Fikiran negative mulai meracuni wati. Ia merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh suaminya, entah apa tapi wati bisa merasakan itu.
2 minggu telah berlalu, wito pulang dari tempat kerjanya ditengerang karena kelelahan wito langsung menuju kamar mandi dan istrinya sedang menyiapkan makanan. Handphone wito berbunyi cepat-cepat wati mengangkat telephone tersebut, tetapi belum sempat mengucapkan satu kata pun telhone itu tiba-tiba mati. Selang beberapa menit handphone kembali berbunyi dan ternyata da pesan masuk. Wati lalu membaca pesan itu, begitu kagetnya wati sampai-sampai handphone yang ia pegang itu terjatuh. Ternyata pesan itu dari seorang cewek yang dengan panggilan mesranya ia menulis pesan bahwa ia memerlukan uang dan menyuruh wito untuk segera mengirim uang untuk dia. Rasa marah begitu terlihat diraut muka wati, ia pasti tidak menyangka suaminya bisa tega terhadap dia. Suaminya yang ia nilai sangat vbaik dan jujur tega menyakiti perasaan dia. Kerja keras yang ia lakukan hanya sia-sia karena perbuatan suaminya yang kurang menghargai perasaan dirinya.
Wati benar-benar marah kepada wito, ia tidak mau makan karena terus memikirkan pesan dari cewek itu. Ia tak habis fikir kenapa suaminya samapi tega melakukan perbuatan yang menyakitkan itu. Wito berusaha mengajak wati untuk berbicara berdua tapi wati menolak, mungkin karena benar-benar merasa bersalah wito memutuskan untuk berhenti bekerja ditangerang dan nomor telephonenya diganti dengan nomor yang baru agar cewek itu tidak bisa menghubungi dia lagi. Akhirnya wati bisa memaafkan suaminya dan wito pun berjanji kejadian ini akan menjadi keselahan yang terakhir yang ia lakukan akhirnya mereka pun berpelukan sambil meneteskan air mata.
1 bulan berlalu setelah wito memutuskan berhenti dari pekerjaannya, akhirnya ia mendapatkan pekerjaan lagi. Ia bekerja disalah satu PT. yang bergerak dibidang proyek. Tapi yang membuat wati khawatir ternyata wito ditugaskan di medan, rasa khawatirpun menghinggapi wati lagi, apalagi kini usia kandungannya memasuki bulan ke 9 dan sebentar lagi ia akan melahirkan. Dengan berat hati ia melepaskan suaminya untuk pergi ke medan walau sebenarnya hatinya menanggis karena ia sangat membutuhkan suaminya untuk menemani dia ketika akan melahirkan nanti. Ia sedikit lega karena wito berjanji akan pulang ketikawati akan melahirkan nanti, tapi tetap saja wati merasa sedih karena kepergian wito. Rasa khawatir akan peristiwa 1 bulan yang lalu pun datang lagi, padahal ia sudah membuang jauh-jauh masa lalu yang kelam itu.
Waktu bejalan begitu cepat tapi wito tak kunjung pulang, wati pun tak dapat menghubungi wito. Karena tak ada kabar dari suaminya wati pun meminta tolong tatangganya untuk membantu persalinan dia. Wati pun melahirkan seorang bayi laki-laki yang sangat sehat. Beberapa bulan kemudian, wati mendengar pintu kostnya diketuk, dia kaget ternyata yang datang adalah wito wati pun memeluk wito dengan tangisan yang begitu bahagianya. Wito terlihat kurus sepertinya disana ia hidup begitu memprihatinkan. Wati sedih melihat suaminya seperti itu. Ia ingin suaminya tetap tinggal bersamanya dan mencari pekerjaan yang lebih baik lagi disini yang tidak memberatkan suaminya. Akhirnya wito mendapatkan pekerjaan yang lebih baik tetap di PT. yang bergerak dibidang proyek tapi jabatanya lebih baik karena memang kepintaran yang dimiliki oleh wito.
10 tahun telah berlalu hidup wito dan wati semakin baik, mereka telah mempunyai rumah sendiri dan kendaraan sendiri hidup mereka pun semakin bahagia karena dikarunia’I seorang bayi laki-laki lagi yang sangat sehat. Jabatan wito pun di PT. itu semakin bagus ia menjabat sebagai project manager. Lama tidak mendengar kabar dari anaknya endy akhirnya wati menciba menghubungi anaknya itu. Wati merasa senang karena endy berbica kepadanya bahwa setelah endy lulus SMA nanti ia akan berkuliah dijakarta. Neneknya pun menyutujui permintaan endy untuk berkuliah dijakarta, karena ia merasa anak dan mertuanya itu telah hidup berkecukupan. Ternyata selama tinggal dengan neneknya di desa, endy telah menjadi seorang anak yang baik, berbudi pekerti yang baik dan juga pintar karena selama masa sekolah endy selalu mendapatkan peringkat 3 besar.
Kelulusan endy pun telah tiba, endy mengabarkan berita bahagia itu kepada ibunya. Bahwa ia mendapatkan nilai yang sangat bagus, ia mendapatkan peringkat 10 besar se-jawa timur. Wati pun bangga mendengar semua itu, anaknya benar-benar membuat dia bahagia walau pun bukan ia yang mendidik endy selama 12 tahun ini. endy juga sempat mengabarkan bahwa ia mendapat beasiswa di salah satu universitas negeri di Madura dan semarang tapi endy menolak karena ia telah berjanji untuk menempuh kuliah dijakarta. Tawaran dari universitas negeri di Surabaya pun ia tolak karena ia benar-benar ingin dekat dengan orang tuanya dan ia juga ingin dekat dengan adik-adiknya.
Endy pun berangkat kejakarta, sesampainya disana ia telah ditunggu oleh ibunya distasiun. Ketika turun dari kereta ia langsung mencari ibunya, ia melihat ibunya sedang duduk dikursi tunggu, ia pun menghampiri ibunya dan langsung memeluk ibunya. Air mata tak henti-hentinya membasahi pipi mereka ikatan batin ibu dan anak yang merindukan akan kasih sayang. Mereka lalu pulang kerumah, disana telah menunggu rizki adiknya yang mau msuk SMA dan adiknya yang kecil yang bernana ustmani. Endy bahagia melihat adik-adiknya yang telah tumbuh menjadi anak yang sehat. Ayahnya masih bekerja karena sedang mengerjakan proyek diluar kota dan ia hanya dapat berbicara lewat telephone. Disinilah perjalanan endy dimulai.
Ujian masuk perguruan tinggi dimulai, ia berharap dapat lulus dari seleksi masuk salah satu universitas terbaik di Indonesia tersebut yang berada di Jakarta. Ia telah menyelesaikan semua tes-tes yang diberikan dan pengumuman kelulusan akan diberikan satu bulan lagi. Endy merasa deg-deg kan menunggu hasil yang akan ia dapatkan, ia berharap dapat diterima karena ia ingin membuat kedua orang tua mereka bangga terhadap dia. Ia telah berusaha semaksimal mungkin agar hasil yang ia dapatkan menjadi maksimal juga.
1 bulan telah berjalan, pengumuman kelulusan pun telah datang, ia cepatnya pergi kewarnet untuk melihat hasil yang ia dapat, karena pengumuman dapat dilihat diwebsite universitas tersebut. Sebelum membuka hasil yang ia dapat ia merasa tidak sanggup untuk melihat itu semua tapi ia berusaha untuk menenangkan hatinya lalu ia membuka hasil itu. Dan ia terkejut, ternyata ia diterima ia menangis ditempat itu tidak peduli banyak orang yang melihat dia. Ia diterima difakultas tekhnik yaiti tekhnik informatika, ia merasa bahagia dengan hasil yang ia dapatkan dan ia bergegas pulang untuk memberikan berita bahagia itu kepada orang tuanya. Wati dan wito begitu bahagia mendengar semua berita dari anaknya tersebut dan mereka sangat bangga terhadap anaknya tersebut.
1 bulan berlalu ketika batas pembayaran kuliah telah ditentukan, tapi permasalahannya wito belum mendapatkan uang untuk membayar kuliah anaknya tersebut apalagi biaya untuk kuliah anaknya tersebut tidak sedikit. Dan ketika wito mendapatkan uang ternyata rizki pun membutuhkan biaya untuk masuk sekolat tingkat akhirnya, wati pun kebingunggan dengan ini semua. Endy pun sadar bahwa orang tuanya tidak mempunya uang yang cukup untuk membayar kuliahnya dan sekolah adiknya, akhirnya ia memutuskan untuk tidak berkuliah dulu karena ia merasa adiknya lebih membutuhkan dari pada dia, dia bisa berkuliah tahun depan atau kapan saja sedangkan adiknya tidak mungkin untuk menunda-nunda sekolahnya. Walau sebenarnya dihatinya sedih dengan ini semua tapi ia akan merasa lebih sedih apabila adiknya tidak bisa bersekolah. Orang tuanya pun meminta maaf kepada endy karena tidak bisa memenuhi permintaan anaknya tersebut, padahal anaknya sudah berusaha maksimal sampai bisa diterima disalah satu universitas terbaik se-indonsia tersebut.
Endy pun memutuskan untuk bekerja, tapi dijakarta begitu sulit untuk mendapatkan pekerjaan apalagi hanya dengan ijazah SMA. Lalu ia menghubungi temannya disurabaya dan temannya pun dapat membantu dia untuk mendapatkan pekerjaan. Ia pun meminta izin kepada orang tuanya untuk kembali tinggal dirumah neneknya sementara karena ia akan bekerja disana. Wati dan wito pun menyetujui permintaan anaknya tersebut karena mereka juga merasa tidak tega anaknya disini hanya menganggur. Endy pun mempersiapkan semua yang akan ia bawa untuk kesurabaya lagi, merasa semua yang diperlukan telah ada ia pun berangkat menuju stasiun untuk segera menuju Surabaya.
Keesokan harinya endy samapi disurabaya, ia dijemput temannya lalu menuju rumah neneknya. Sampainya dirumah endy langsung mandi dan makan pagi, setelah itu ia langsung pergi menuju tempat kerja temannya dan ia lalu melamar pekerjaan disana. Setelah persyaratan semua telah lengkap dan wawancara telah selesai, endy langsung diterima bekerja dan besok adalah hari pertama ia bekerja tapi ia hanya di training selama 3 bulan. Ia merasa senang dengan ini semua, lalu ia mengabarkan berita ini kepada orang tuanya dan orang tuanya pun sangat bahagia dan mendukung semua yang dilakukan anaknya karena mereka yakin endy pasti bisa malakukan semua itu.
3 bulan telah berjalan, endy telah berhenti bekerja dan memutuskan untuk kembali kejakarta. Samapinya di Jakarta konflik mulai muncul, rizki adiknya yang ia nilai sangat baik ternyata sering tidak masuk sekolah. Wati pun sering dipanggil menghadap kepala sekolah karena kenakalan rizki, ketahuan merokok, bolos, membuat onar. Ternyata dibalik sikapnya yang lembut rizki telah tumbuh manjadi anak yang nakal yang tidak punya aturan. Endy pun berusaha menasehati adiknya, tapi selalu gagal karena sikap adiknya yang keras kepala. Adiknya pun sekarang sering tidak pulang, tidak pernah bersekolah lagi, berni membentak orang tuanya dan lebih parahnya lagi ia berani mengambil uang orang tuanya dan kabur dari rumah.
Selang beberapa bulan, pendaftaran mahasiswa baru pun dibuka tapi keadaan keuangan orang tuanya semakin buruk karena sekarang wito telah keluar dari pekerjaannya dan belum mendapatkan pekerjaan lagi. Karena tidak tega cucunya gagal berkuliah lagi, nenek endy pun mengirimkan uang untuk biaya masuk kuliah cucunya. Endy pun mendaftar disalah satu iniversitas swasta terbaik di Indonesia karena biaya yang juga tidak mencukupi untuk mendaftar di universitas yang tahun lalu ia masuki. tapi endy masih bisa bersyukur karena ia bisa berkuliah, hal yang sangat ia inginkan dari tahun lalu.
Awal perkulihan pun dimulai, endy berangkat dengan harapan yang besar, ia dapat cepat-cepat lulus kuliah dan mengejar beasiswa kuliah di luar negeri, cita-cita yang dari dulu ingin ia capai, yaitu berkuliah di perancis. Tapi masih ada yang mengganjal fikiran dia yaitu tentang orang tuanya, karena ayahnya yaitu wito sampai saat ini belum mandapatkan pekerjaan, endy pun berkuliah dengan uang saku dari tabungan dia selama bekerja di Surabaya dulu. Ia juga memikirkan bagaimana nasib adik-adiknya dan ibunya, mereka pasti kelaparan karena tidak ada uang untuk belanja bahan pokok sehari-hari. Ibunya pun sekarang menjadi sering emosi karena suaminya hanya di rumah dan tidak berusaha mencari pekerjaan, wito hanya berharap pekerjaan itu datang kepadanya dan bilang rezeki itu sudah ada yang mengatur. Wati merasa jengkel karena ia selalu disalahkan oleh wito, ia dikatakan tidak membawa rezeki untuk keluarga karena tiap hari kerjaannya hanya marah-marah. Wati merasa jengkel dengan sikap suaminya karena tidak menghargai dirinya sama sekali. Padahal untuk makan sehari-hari wati lah yang berusaha mengutang sana sini hanya untuk keluarganya, karena wati tidak tega keluarganya harus menderita karena kelaparan.
Waktu terus berjalan wati pun semakin tidak tahan karena sikap suaminya, suaminya semakin cuek dengan keluarganya, tidak memikirkan nasib keluarganya sama sekali. Ia pun tidak tahu menahu bagaimana anaknya endy dapat berangkat kuliah tiap harinya. Padahal endy dapat bertahan selama ini dengan uang hasil yang jelek, yaitu ia mengerjakan tugas teman-temannya dan ia dibayar oleh teman-temannya. Padahal ilmu itu bukan untuk diperjual belikan tetapi untuk pegangan masa depannya kelak. Itu sama saja endy membodohkan teman-temannya bukan malah mengajarkan teman-temannya, tapi dengan cara apalagi endy bisa bertahan kalau bukan dengan cara itu karena hanya itu yang dapat ia lakukan. Semakin lama endy juga merasa jengkel terhadap ayahnya, ia tak habis fikir kenapa ayahnya menjadi seperti itu, ia sudah tidak kuat dengan masalah-masalah yang terus berdatangan menghampiri keluarganya. Terkhir adiknya rizki akhirnya harus berhenti sekolah karena tidak ada biaya untuk membayar biaya ujian dan prakteknya.
Puncak emosi dari wati ia meminta untuk cerai kepada wito, tapi wito hanya diam. Wati ingin menjual rumahnya untuk mambayar semua hutang-hutangnya selama ini karena utang yang begitu banyaknya. Mungkin ini jalan yang terbaik menurut wati karena sudah tidak ada jalan lagi untuk menyelesaikan permasalahan ini. akhirnya mereka bercerai, wati membawa serta rizki dan ustmani untuk tinggal bersamanya entah kemana, endy pun akhirnya kost di dekat kampusnya karena ia tidak mau kuliahnya berhenti begitu saja dan tentunya ia akan bekerja untuk membiayai kuliahnya sendiri. Seangkan wito tidaka tau harus pergi kemana, mungkin ia akan kembali ke Surabaya untuk tinggal disana.
Permasalahan yang tiada habisnya yang membuat keluarga yang sebelumnya utuh menjadi berantakan karena keegoisan masing-masing individunya.
Selang beberapa minggu kemudian setelah kepergian endy wati dan wito memutuskan untuk mencari rezeki di Jakarta, karena menurut mereka disanalah mereka bisa merubah nasib mereka. Untuk membuktikan juga kepada nenek endy bahwa mereka bisa hidup tanpa bantuan dari dia, karena selama ini nenek endy lah yang membantu mereka untuk dapat terus bertahan hidup untuk dapat makan dan minum sehari-hari juga untuk kelahiran endy 4 tahun yang lalu. Sesampainya dijakarta wito menghubungi salah satu temannya yang bernama tono yang tinggal didaerah Jakarta selatan tepatnya dimampang. Beruntunglah mereka tono mempunyai teman yang menyewakan sebuah kost-kostan, bergegaslah wito dan wati menuju kostan yang ditunjukkan oleh tono. sesampainya dikostan mulailah kehidupan baru mereka.
Seminggu telah mereka lewati, wito akhirnya mendapatkan pekerjaan disalah satu bengkel yang berada lumayan dekat dari kostan yang mereka tinggal. Sadar dengan penghasilan suaminya yang tidak begitu banyak, wati memutuskan untuk mencari pekerjaan juga dan akhirnya dia bekerja sebagai buruh disebuah pabrik pakaian. Setelah beberapa bulan wati mencoba untuk menghubungi mertuanya dengan tujuan dapat mengetahui keadaan endy, tapi sia-sia setiap kali ia telephone mertuanya langsung mematikan telephone darinya. Dia benar-benar kehilangan kontak dengan anaknya. Dia tidak tahu apa endy baik-baik, apa endy sehat apa endy bahagia????atau malah sebaliknya endy disana menderita??dia benar-benar tidak tahu, rasa khawatir yang begitu besar membuat dia tidak konsen dalam menjalani aktifitasnya.
1 tahun telah berjalan, kehidupan wati dan wito telah membaik. wito dipindah tugaskan kedaerah tangerang, yang jaraknya lumayan jauh dari tempat tinggal mereka. Wito terpaksa tinggal ditempat kerjanya dan hanya pulang 1 kali dalam seminggu. Wati ketika itu telah hamil 7 bulan, ia akhirnya cuti dari pekerjaannya tetapi karena ia adalah orang yang pekerja keras ia tidak mau hanya tidur dikamar menunggu suaminya pulang. Ia memutuskan untuk berjualan pakaian secara kredit. penghasilannya lumayan buat tambahan bulanan karena sekarang penghasilan suaminya agak menurun setelah bekerja ditangerang. Entah karena factor apa, suaminya ditempatkan ditempat kerja yang lebih baik tetapi penghasilan semakin menurun??pertanyaan yang sangat mengaggu fikiran wati. Fikiran negative mulai meracuni wati. Ia merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh suaminya, entah apa tapi wati bisa merasakan itu.
2 minggu telah berlalu, wito pulang dari tempat kerjanya ditengerang karena kelelahan wito langsung menuju kamar mandi dan istrinya sedang menyiapkan makanan. Handphone wito berbunyi cepat-cepat wati mengangkat telephone tersebut, tetapi belum sempat mengucapkan satu kata pun telhone itu tiba-tiba mati. Selang beberapa menit handphone kembali berbunyi dan ternyata da pesan masuk. Wati lalu membaca pesan itu, begitu kagetnya wati sampai-sampai handphone yang ia pegang itu terjatuh. Ternyata pesan itu dari seorang cewek yang dengan panggilan mesranya ia menulis pesan bahwa ia memerlukan uang dan menyuruh wito untuk segera mengirim uang untuk dia. Rasa marah begitu terlihat diraut muka wati, ia pasti tidak menyangka suaminya bisa tega terhadap dia. Suaminya yang ia nilai sangat vbaik dan jujur tega menyakiti perasaan dia. Kerja keras yang ia lakukan hanya sia-sia karena perbuatan suaminya yang kurang menghargai perasaan dirinya.
Wati benar-benar marah kepada wito, ia tidak mau makan karena terus memikirkan pesan dari cewek itu. Ia tak habis fikir kenapa suaminya samapi tega melakukan perbuatan yang menyakitkan itu. Wito berusaha mengajak wati untuk berbicara berdua tapi wati menolak, mungkin karena benar-benar merasa bersalah wito memutuskan untuk berhenti bekerja ditangerang dan nomor telephonenya diganti dengan nomor yang baru agar cewek itu tidak bisa menghubungi dia lagi. Akhirnya wati bisa memaafkan suaminya dan wito pun berjanji kejadian ini akan menjadi keselahan yang terakhir yang ia lakukan akhirnya mereka pun berpelukan sambil meneteskan air mata.
1 bulan berlalu setelah wito memutuskan berhenti dari pekerjaannya, akhirnya ia mendapatkan pekerjaan lagi. Ia bekerja disalah satu PT. yang bergerak dibidang proyek. Tapi yang membuat wati khawatir ternyata wito ditugaskan di medan, rasa khawatirpun menghinggapi wati lagi, apalagi kini usia kandungannya memasuki bulan ke 9 dan sebentar lagi ia akan melahirkan. Dengan berat hati ia melepaskan suaminya untuk pergi ke medan walau sebenarnya hatinya menanggis karena ia sangat membutuhkan suaminya untuk menemani dia ketika akan melahirkan nanti. Ia sedikit lega karena wito berjanji akan pulang ketikawati akan melahirkan nanti, tapi tetap saja wati merasa sedih karena kepergian wito. Rasa khawatir akan peristiwa 1 bulan yang lalu pun datang lagi, padahal ia sudah membuang jauh-jauh masa lalu yang kelam itu.
Waktu bejalan begitu cepat tapi wito tak kunjung pulang, wati pun tak dapat menghubungi wito. Karena tak ada kabar dari suaminya wati pun meminta tolong tatangganya untuk membantu persalinan dia. Wati pun melahirkan seorang bayi laki-laki yang sangat sehat. Beberapa bulan kemudian, wati mendengar pintu kostnya diketuk, dia kaget ternyata yang datang adalah wito wati pun memeluk wito dengan tangisan yang begitu bahagianya. Wito terlihat kurus sepertinya disana ia hidup begitu memprihatinkan. Wati sedih melihat suaminya seperti itu. Ia ingin suaminya tetap tinggal bersamanya dan mencari pekerjaan yang lebih baik lagi disini yang tidak memberatkan suaminya. Akhirnya wito mendapatkan pekerjaan yang lebih baik tetap di PT. yang bergerak dibidang proyek tapi jabatanya lebih baik karena memang kepintaran yang dimiliki oleh wito.
10 tahun telah berlalu hidup wito dan wati semakin baik, mereka telah mempunyai rumah sendiri dan kendaraan sendiri hidup mereka pun semakin bahagia karena dikarunia’I seorang bayi laki-laki lagi yang sangat sehat. Jabatan wito pun di PT. itu semakin bagus ia menjabat sebagai project manager. Lama tidak mendengar kabar dari anaknya endy akhirnya wati menciba menghubungi anaknya itu. Wati merasa senang karena endy berbica kepadanya bahwa setelah endy lulus SMA nanti ia akan berkuliah dijakarta. Neneknya pun menyutujui permintaan endy untuk berkuliah dijakarta, karena ia merasa anak dan mertuanya itu telah hidup berkecukupan. Ternyata selama tinggal dengan neneknya di desa, endy telah menjadi seorang anak yang baik, berbudi pekerti yang baik dan juga pintar karena selama masa sekolah endy selalu mendapatkan peringkat 3 besar.
Kelulusan endy pun telah tiba, endy mengabarkan berita bahagia itu kepada ibunya. Bahwa ia mendapatkan nilai yang sangat bagus, ia mendapatkan peringkat 10 besar se-jawa timur. Wati pun bangga mendengar semua itu, anaknya benar-benar membuat dia bahagia walau pun bukan ia yang mendidik endy selama 12 tahun ini. endy juga sempat mengabarkan bahwa ia mendapat beasiswa di salah satu universitas negeri di Madura dan semarang tapi endy menolak karena ia telah berjanji untuk menempuh kuliah dijakarta. Tawaran dari universitas negeri di Surabaya pun ia tolak karena ia benar-benar ingin dekat dengan orang tuanya dan ia juga ingin dekat dengan adik-adiknya.
Endy pun berangkat kejakarta, sesampainya disana ia telah ditunggu oleh ibunya distasiun. Ketika turun dari kereta ia langsung mencari ibunya, ia melihat ibunya sedang duduk dikursi tunggu, ia pun menghampiri ibunya dan langsung memeluk ibunya. Air mata tak henti-hentinya membasahi pipi mereka ikatan batin ibu dan anak yang merindukan akan kasih sayang. Mereka lalu pulang kerumah, disana telah menunggu rizki adiknya yang mau msuk SMA dan adiknya yang kecil yang bernana ustmani. Endy bahagia melihat adik-adiknya yang telah tumbuh menjadi anak yang sehat. Ayahnya masih bekerja karena sedang mengerjakan proyek diluar kota dan ia hanya dapat berbicara lewat telephone. Disinilah perjalanan endy dimulai.
Ujian masuk perguruan tinggi dimulai, ia berharap dapat lulus dari seleksi masuk salah satu universitas terbaik di Indonesia tersebut yang berada di Jakarta. Ia telah menyelesaikan semua tes-tes yang diberikan dan pengumuman kelulusan akan diberikan satu bulan lagi. Endy merasa deg-deg kan menunggu hasil yang akan ia dapatkan, ia berharap dapat diterima karena ia ingin membuat kedua orang tua mereka bangga terhadap dia. Ia telah berusaha semaksimal mungkin agar hasil yang ia dapatkan menjadi maksimal juga.
1 bulan telah berjalan, pengumuman kelulusan pun telah datang, ia cepatnya pergi kewarnet untuk melihat hasil yang ia dapat, karena pengumuman dapat dilihat diwebsite universitas tersebut. Sebelum membuka hasil yang ia dapat ia merasa tidak sanggup untuk melihat itu semua tapi ia berusaha untuk menenangkan hatinya lalu ia membuka hasil itu. Dan ia terkejut, ternyata ia diterima ia menangis ditempat itu tidak peduli banyak orang yang melihat dia. Ia diterima difakultas tekhnik yaiti tekhnik informatika, ia merasa bahagia dengan hasil yang ia dapatkan dan ia bergegas pulang untuk memberikan berita bahagia itu kepada orang tuanya. Wati dan wito begitu bahagia mendengar semua berita dari anaknya tersebut dan mereka sangat bangga terhadap anaknya tersebut.
1 bulan berlalu ketika batas pembayaran kuliah telah ditentukan, tapi permasalahannya wito belum mendapatkan uang untuk membayar kuliah anaknya tersebut apalagi biaya untuk kuliah anaknya tersebut tidak sedikit. Dan ketika wito mendapatkan uang ternyata rizki pun membutuhkan biaya untuk masuk sekolat tingkat akhirnya, wati pun kebingunggan dengan ini semua. Endy pun sadar bahwa orang tuanya tidak mempunya uang yang cukup untuk membayar kuliahnya dan sekolah adiknya, akhirnya ia memutuskan untuk tidak berkuliah dulu karena ia merasa adiknya lebih membutuhkan dari pada dia, dia bisa berkuliah tahun depan atau kapan saja sedangkan adiknya tidak mungkin untuk menunda-nunda sekolahnya. Walau sebenarnya dihatinya sedih dengan ini semua tapi ia akan merasa lebih sedih apabila adiknya tidak bisa bersekolah. Orang tuanya pun meminta maaf kepada endy karena tidak bisa memenuhi permintaan anaknya tersebut, padahal anaknya sudah berusaha maksimal sampai bisa diterima disalah satu universitas terbaik se-indonsia tersebut.
Endy pun memutuskan untuk bekerja, tapi dijakarta begitu sulit untuk mendapatkan pekerjaan apalagi hanya dengan ijazah SMA. Lalu ia menghubungi temannya disurabaya dan temannya pun dapat membantu dia untuk mendapatkan pekerjaan. Ia pun meminta izin kepada orang tuanya untuk kembali tinggal dirumah neneknya sementara karena ia akan bekerja disana. Wati dan wito pun menyetujui permintaan anaknya tersebut karena mereka juga merasa tidak tega anaknya disini hanya menganggur. Endy pun mempersiapkan semua yang akan ia bawa untuk kesurabaya lagi, merasa semua yang diperlukan telah ada ia pun berangkat menuju stasiun untuk segera menuju Surabaya.
Keesokan harinya endy samapi disurabaya, ia dijemput temannya lalu menuju rumah neneknya. Sampainya dirumah endy langsung mandi dan makan pagi, setelah itu ia langsung pergi menuju tempat kerja temannya dan ia lalu melamar pekerjaan disana. Setelah persyaratan semua telah lengkap dan wawancara telah selesai, endy langsung diterima bekerja dan besok adalah hari pertama ia bekerja tapi ia hanya di training selama 3 bulan. Ia merasa senang dengan ini semua, lalu ia mengabarkan berita ini kepada orang tuanya dan orang tuanya pun sangat bahagia dan mendukung semua yang dilakukan anaknya karena mereka yakin endy pasti bisa malakukan semua itu.
3 bulan telah berjalan, endy telah berhenti bekerja dan memutuskan untuk kembali kejakarta. Samapinya di Jakarta konflik mulai muncul, rizki adiknya yang ia nilai sangat baik ternyata sering tidak masuk sekolah. Wati pun sering dipanggil menghadap kepala sekolah karena kenakalan rizki, ketahuan merokok, bolos, membuat onar. Ternyata dibalik sikapnya yang lembut rizki telah tumbuh manjadi anak yang nakal yang tidak punya aturan. Endy pun berusaha menasehati adiknya, tapi selalu gagal karena sikap adiknya yang keras kepala. Adiknya pun sekarang sering tidak pulang, tidak pernah bersekolah lagi, berni membentak orang tuanya dan lebih parahnya lagi ia berani mengambil uang orang tuanya dan kabur dari rumah.
Selang beberapa bulan, pendaftaran mahasiswa baru pun dibuka tapi keadaan keuangan orang tuanya semakin buruk karena sekarang wito telah keluar dari pekerjaannya dan belum mendapatkan pekerjaan lagi. Karena tidak tega cucunya gagal berkuliah lagi, nenek endy pun mengirimkan uang untuk biaya masuk kuliah cucunya. Endy pun mendaftar disalah satu iniversitas swasta terbaik di Indonesia karena biaya yang juga tidak mencukupi untuk mendaftar di universitas yang tahun lalu ia masuki. tapi endy masih bisa bersyukur karena ia bisa berkuliah, hal yang sangat ia inginkan dari tahun lalu.
Awal perkulihan pun dimulai, endy berangkat dengan harapan yang besar, ia dapat cepat-cepat lulus kuliah dan mengejar beasiswa kuliah di luar negeri, cita-cita yang dari dulu ingin ia capai, yaitu berkuliah di perancis. Tapi masih ada yang mengganjal fikiran dia yaitu tentang orang tuanya, karena ayahnya yaitu wito sampai saat ini belum mandapatkan pekerjaan, endy pun berkuliah dengan uang saku dari tabungan dia selama bekerja di Surabaya dulu. Ia juga memikirkan bagaimana nasib adik-adiknya dan ibunya, mereka pasti kelaparan karena tidak ada uang untuk belanja bahan pokok sehari-hari. Ibunya pun sekarang menjadi sering emosi karena suaminya hanya di rumah dan tidak berusaha mencari pekerjaan, wito hanya berharap pekerjaan itu datang kepadanya dan bilang rezeki itu sudah ada yang mengatur. Wati merasa jengkel karena ia selalu disalahkan oleh wito, ia dikatakan tidak membawa rezeki untuk keluarga karena tiap hari kerjaannya hanya marah-marah. Wati merasa jengkel dengan sikap suaminya karena tidak menghargai dirinya sama sekali. Padahal untuk makan sehari-hari wati lah yang berusaha mengutang sana sini hanya untuk keluarganya, karena wati tidak tega keluarganya harus menderita karena kelaparan.
Waktu terus berjalan wati pun semakin tidak tahan karena sikap suaminya, suaminya semakin cuek dengan keluarganya, tidak memikirkan nasib keluarganya sama sekali. Ia pun tidak tahu menahu bagaimana anaknya endy dapat berangkat kuliah tiap harinya. Padahal endy dapat bertahan selama ini dengan uang hasil yang jelek, yaitu ia mengerjakan tugas teman-temannya dan ia dibayar oleh teman-temannya. Padahal ilmu itu bukan untuk diperjual belikan tetapi untuk pegangan masa depannya kelak. Itu sama saja endy membodohkan teman-temannya bukan malah mengajarkan teman-temannya, tapi dengan cara apalagi endy bisa bertahan kalau bukan dengan cara itu karena hanya itu yang dapat ia lakukan. Semakin lama endy juga merasa jengkel terhadap ayahnya, ia tak habis fikir kenapa ayahnya menjadi seperti itu, ia sudah tidak kuat dengan masalah-masalah yang terus berdatangan menghampiri keluarganya. Terkhir adiknya rizki akhirnya harus berhenti sekolah karena tidak ada biaya untuk membayar biaya ujian dan prakteknya.
Puncak emosi dari wati ia meminta untuk cerai kepada wito, tapi wito hanya diam. Wati ingin menjual rumahnya untuk mambayar semua hutang-hutangnya selama ini karena utang yang begitu banyaknya. Mungkin ini jalan yang terbaik menurut wati karena sudah tidak ada jalan lagi untuk menyelesaikan permasalahan ini. akhirnya mereka bercerai, wati membawa serta rizki dan ustmani untuk tinggal bersamanya entah kemana, endy pun akhirnya kost di dekat kampusnya karena ia tidak mau kuliahnya berhenti begitu saja dan tentunya ia akan bekerja untuk membiayai kuliahnya sendiri. Seangkan wito tidaka tau harus pergi kemana, mungkin ia akan kembali ke Surabaya untuk tinggal disana.
Permasalahan yang tiada habisnya yang membuat keluarga yang sebelumnya utuh menjadi berantakan karena keegoisan masing-masing individunya.
Kamis, 04 November 2010
Tak Mengerti
kau yg pernah singgah
kini t'lah hilang sudah
kau tinggalkan diri ku
ketika hati mulai ingin dirimu
tak pernah kau tuk berfikir
fikirakn diri ini
haruskah ku berlari
dalam angan ini
hati ini ingin
hati ini inginkn dirimu
kini semua itu hanyalah khayalan
tak mampu lagi ku tuk beringin
dirimu yg tak akan kembali dalam peluk ku
ku coba tuk berlari
namun ku tak mengrti ke mana ku kan berteduh
kini t'lah hilang sudah
kau tinggalkan diri ku
ketika hati mulai ingin dirimu
tak pernah kau tuk berfikir
fikirakn diri ini
haruskah ku berlari
dalam angan ini
hati ini ingin
hati ini inginkn dirimu
kini semua itu hanyalah khayalan
tak mampu lagi ku tuk beringin
dirimu yg tak akan kembali dalam peluk ku
ku coba tuk berlari
namun ku tak mengrti ke mana ku kan berteduh
Rabu, 03 November 2010
Untittled
semua berubah
saat aku kehilangan
sebuah sinar terang
yang sempat singgah dipandanganku
kini t'lah hilang
bersama dengan hati yang redup
tak ku pungkiri aku terluka
sungguh ku tak mampu
kendalikan air mata ini
yang jatuh basahi hatiku
mungkin memang aku yang bersalah
tak mampu menepis semua rasa itu
kini hanya air mata yang mampu
temani hati yang tengah luka
dan semua itu buatku tersadar
bahwa ini memang sebuah jalan untukku
tuk dapatkan sebuah hati yang lain
yang akan mampu kembalikan senyumanku.......
saat aku kehilangan
sebuah sinar terang
yang sempat singgah dipandanganku
kini t'lah hilang
bersama dengan hati yang redup
tak ku pungkiri aku terluka
sungguh ku tak mampu
kendalikan air mata ini
yang jatuh basahi hatiku
mungkin memang aku yang bersalah
tak mampu menepis semua rasa itu
kini hanya air mata yang mampu
temani hati yang tengah luka
dan semua itu buatku tersadar
bahwa ini memang sebuah jalan untukku
tuk dapatkan sebuah hati yang lain
yang akan mampu kembalikan senyumanku.......
Rasa Yang Salah
aku tak mengerti mengapa semua itu terjadi
aku dipertemukan denganmu ketika aku terjatuh
ketika tak kusadari itu adalah sebuah ilusi
yang sesaat datang dan hadir dalam sekejap
semakin terhanyut dengan aliran perasaan
yang datang begitu cepatnya
hingga ku tak mampu menepis semua itu
bahwa ku benar-benar inginkan dirimu....
aku takut tuk memulai semua ini
aku takut tak bisa mengakhiri rasa ini
karena semua perasaan ini
hanya menyapa dalam sekejap
ku beranikan diri untuk menutup mata
berharap semua cepat berlalu
karena ku tak sanggup lagi
tuk mangawali rasa yang salah ini
aku dipertemukan denganmu ketika aku terjatuh
ketika tak kusadari itu adalah sebuah ilusi
yang sesaat datang dan hadir dalam sekejap
semakin terhanyut dengan aliran perasaan
yang datang begitu cepatnya
hingga ku tak mampu menepis semua itu
bahwa ku benar-benar inginkan dirimu....
aku takut tuk memulai semua ini
aku takut tak bisa mengakhiri rasa ini
karena semua perasaan ini
hanya menyapa dalam sekejap
ku beranikan diri untuk menutup mata
berharap semua cepat berlalu
karena ku tak sanggup lagi
tuk mangawali rasa yang salah ini
Kisah Lalu
Terindah kisah lalu yang kumiliki
tak kan membuat diriku lebih berarti
karena kusadari kau telah pergi
tinggalkan harapku untuk dirimu
maafkanlah semua salahku
yang tak mampu melepasmu
ampunilah semua salahku
yang buatmu terluka dalam perih
semua bayang dirimu tlah hilang sudah
bersama anganku dan mimpiku.....
mampukah aku untuk,,,,,
sanggupkah aku,
untuk melepasmu......
tak kan membuat diriku lebih berarti
karena kusadari kau telah pergi
tinggalkan harapku untuk dirimu
maafkanlah semua salahku
yang tak mampu melepasmu
ampunilah semua salahku
yang buatmu terluka dalam perih
semua bayang dirimu tlah hilang sudah
bersama anganku dan mimpiku.....
mampukah aku untuk,,,,,
sanggupkah aku,
untuk melepasmu......
Senin, 01 November 2010
Khayalan
sadari langkah yang tertatih
bayangan hidup telah berubah
rasa yang pernah singgah
kini t'lah tertumpuk perih
mimipi indah pernah datang
hanya menyapa sesaat
sgalanya hanya akan tertap
menjadi sebuah khayalan.....
ku harus bisa, tinggalkan semua itu
ku harus mampu, tuk lupakan harapan
yang tak akan mungkin dapat ku jamah
mungkin akan tiba waktu
ketika ku kan dapat kan
indahnya senyuman itu
yang akan buatku
tersenyum.....
1PA04
bayangan hidup telah berubah
rasa yang pernah singgah
kini t'lah tertumpuk perih
mimipi indah pernah datang
hanya menyapa sesaat
sgalanya hanya akan tertap
menjadi sebuah khayalan.....
ku harus bisa, tinggalkan semua itu
ku harus mampu, tuk lupakan harapan
yang tak akan mungkin dapat ku jamah
mungkin akan tiba waktu
ketika ku kan dapat kan
indahnya senyuman itu
yang akan buatku
tersenyum.....
1PA04
Berhenti Untuk Mencintaimu
saat kutaatap indah itu
saat itu lah kudapat cahyamu
tampak sebentuk hati
yang tak ku ketahui itu
dalam kurasa kan semua
selembar harapan yang fanah
takut ku ungkapkan
karena ketak berdayaan hati ini.....
mungkin memang ku harus,,,,,
diam dan tak dapat terucap
dari hati yang terlalu letih
ungkapkan ini.....
biarkan semua harapan
pergi dan tak akan kembali
sejenak hati ini berhenti
untuk mencintaimu.....
1PA04
saat itu lah kudapat cahyamu
tampak sebentuk hati
yang tak ku ketahui itu
dalam kurasa kan semua
selembar harapan yang fanah
takut ku ungkapkan
karena ketak berdayaan hati ini.....
mungkin memang ku harus,,,,,
diam dan tak dapat terucap
dari hati yang terlalu letih
ungkapkan ini.....
biarkan semua harapan
pergi dan tak akan kembali
sejenak hati ini berhenti
untuk mencintaimu.....
1PA04
Langganan:
Postingan (Atom)